Semarang, 23 Februari 2025 – Dalam dunia pendidikan, kepemimpinan tidak hanya berbicara tentang bagaimana seseorang mengelola kelas, tetapi juga tentang bagaimana seorang pendidik mampu menginspirasi, memberdayakan, dan menciptakan perubahan bagi masyarakat sekitar. Dengan semangat inilah, Mahasiswa PPG Calon Guru Gelombang II Tahun 2024 dari Universitas Islam Sultan Agung menginisiasi sebuah kegiatan inovatif yang menggabungkan keterampilan kreatif dan refleksi diri. Melalui “Pelatihan Sablon DTF pada Totebag dan Menulis Jurnal Kreatif untuk Pengembangan Diri”, mereka berupaya memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta sekaligus menanamkan nilai-nilai kemandirian dan kreativitas.
Sebagai wujud nyata komitmen dalam mencetak pendidik yang inovatif dan memiliki jiwa kepemimpinan, Mahasiswa PPG bagi Calon Guru Gelombang II Tahun 2024 dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Sultan Agung menggelar kegiatan Proyek Kepemimpinan bertajuk “Pelatihan Sablon DTF pada Totebag dan Menulis Jurnal Kreatif untuk Pengembangan Diri”. Acara ini diselenggarakan di LKSA Khaira Ummah, Semarang, dengan tujuan memberikan bekal keterampilan praktis serta mengasah kreativitas dan kemandirian peserta.
Kegiatan pelatihan ini terdiri dari dua sesi utama. Sesi pertama berfokus pada penulisan jurnal kreatif, di mana peserta diajak untuk mendokumentasikan pengalaman mereka selama pelatihan serta mengekspresikan ide dan perasaan mereka secara tertulis. Jurnal kreatif ini tidak hanya bertujuan untuk mengasah keterampilan menulis, tetapi juga membantu peserta dalam merefleksikan proses belajar mereka. Dengan menulis jurnal, mereka diajak untuk berpikir kritis, mengelola emosi, serta meningkatkan rasa percaya diri dalam menyampaikan gagasan. Beberapa peserta bahkan mulai menuangkan impian dan harapan mereka untuk masa depan melalui tulisan, menciptakan ruang bagi mereka untuk bermimpi lebih besar. Sesi jurnaling ini dipandu oleh Pak Dandi, salah satu mahasiswa PPG sekaligus ketua panitian proyek kepemimpinan.
Secara bersamaan, untuk anak-anak kecil yang ada di panti, diselenggarakan sesi khusus berupa pelatihan origami. Dalam sesi ini, mereka diajarkan berbagai bentuk lipatan kertas yang menarik dan kreatif. Selain melatih keterampilan motorik halus, kegiatan origami ini juga membantu anak-anak dalam meningkatkan fokus, ketelitian, dan daya imajinasi mereka. Sesi ini dipandu oleh Ibu Irma dan Ibu Indah, dua mahasiswi PPG yang dengan sabar membimbing anak-anak dalam menciptakan berbagai bentuk origami yang menarik.
Sesi kedua mengajarkan teknik sablon DTF (Direct to Film) pada totebag, di mana para peserta mempelajari proses secara menyeluruh, mulai dari persiapan bahan, pengoperasian mesin sablon, pemindahan desain ke media, hingga penyelesaian produk akhir. Para peserta diberi kesempatan langsung untuk mencoba teknik ini dengan bimbingan mahasiswa PPG yang telah terlebih dahulu mendapatkan pelatihan. Dalam sesi ini, mereka belajar bagaimana menciptakan desain yang menarik dan memahami pentingnya ketelitian dalam setiap tahapan produksi. Hasil akhir dari kegiatan ini adalah totebag dengan desain khas yang dibuat langsung oleh peserta, memberikan pengalaman nyata dalam bidang usaha kreatif. Sesi sablon ini dilakukan secara bersama-sama dengan penuh pengawasan dan kehati-hatian dari seluruh pihak, baik mahasiswa, pengurus panti, maupun anak-anak panti, dengan Pak Nando sebagai penanggung jawab utama.
Manfaat dari kegiatan ini sangat luas, baik dari segi keterampilan maupun pengembangan karakter. Dalam aspek keterampilan, peserta mendapatkan wawasan baru mengenai teknik sablon digital yang saat ini banyak diminati dalam dunia industri kreatif. Mereka juga memperoleh pemahaman tentang kewirausahaan, bahwa dengan kreativitas dan keterampilan, seseorang dapat menciptakan peluang usaha yang menjanjikan. Di sisi lain, pelatihan jurnal kreatif membantu mereka membangun kebiasaan reflektif dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis serta ekspresi diri.
Ibu Mufaridhoh, pengasuh di LKSA Khaira Ummah, menyampaikan bahwa kegiatan ini memberikan dampak besar bagi anak-anak dalam meningkatkan rasa percaya diri dan kemandirian mereka. Selain itu, melalui pelatihan sablon DTF, anak-anak mendapatkan pengalaman langsung dalam proses kreatif yang dapat menjadi keterampilan berharga di masa depan.
“Kegiatan ini sangat bagus. Selain melatih kreativitas, juga mengembangkan imajinasi dan kemandirian anak-anak. Di lingkungan seperti ini, anak-anak sering kali tidak memiliki banyak aktivitas, sehingga kegiatan ini menjadi solusi untuk mengisi waktu luang mereka dengan hal yang bermanfaat,” ungkapnya.
“Kami berharap ada lebih banyak dukungan, baik dari komunitas maupun individu yang peduli terhadap anak-anak di panti ini. Jika ada yang ingin berkontribusi, baik dalam bentuk tenaga pengajar sukarela, bantuan fasilitas pendidikan, atau berbagi pengalaman dengan anak-anak, kami akan sangat menyambut dengan tangan terbuka,” tutup Ibu Mufaridhoh.
Ketua Panitia, Pak Dandi, menambahkan:
“Kegiatan pelatihan ini diharapkan memberikan manfaat bagi adik-adik LKSA Khaira Ummah, khususnya mereka bisa berkreasi dengan sablon DTF pada totebag yang berguna untuk mengurangi penggunaan sampah plastik dan menulis jurnal kreatif atau journaling sebagai media merilis emosi mereka dengan cara yang seru dan menarik.”
Diharapkan, kegiatan ini dapat menjadi model inovatif bagi program pengembangan diri di berbagai komunitas. Dukungan dari berbagai pihak, mulai dari institusi pendidikan hingga komunitas lokal, sangat diharapkan untuk memperluas dampak positif program ini. Ke depannya, Mahasiswa PPG Calon Guru diharapkan akan terus menggagas inisiatif serupa yang tidak hanya meningkatkan keterampilan teknis, tetapi juga menumbuhkan semangat kepemimpinan dan kreativitas di kalangan peserta.
Dengan berakhirnya pelatihan hari ini, semangat baru pun mulai tumbuh di hati para peserta. Harapan besar pun tercipta agar kegiatan ini dapat menginspirasi lebih banyak pihak untuk bersama-sama menciptakan lingkungan belajar yang inovatif dan mendukung perkembangan potensi anak-anak di berbagai lapisan masyarakat.